Tuesday, December 28, 2010

SANGGAH ARDA CANDRA


Sanggah Arda Candra juga terbuat dari bambu berbentuk segi empat panjang, memiliki atap, tetapi atapnya berupa anyaman bambu, bentuknya melengkung ke arah memanjang dan berkaki satu. Maknanya sebagai berikut :
Sanggah artinya sumber, sedangkan Arda Candra berarti bulan sabit, sebagai simbul Sang Hyang Ratih atau Sang Hyang Ayu. Dari kata Sang hyang Ayu diilustrasikan menjadi rahayu. Dengan demikian sanggah Arda Candra mengandung arti sebagai simbul stana dalam pemujaan terhadap Sang Hyang Ratih sebagai Dewi keindahan dan penyelamat.

Sanggah semacam ini dipergunakan pada upacara pengekeban seperti pada upacara perkawinan, potong gigi, ngeraja swala (menek kelih). Sanggah ini biasanya dipasang di kanan kiri pintu tempat pengekeban.

Sanggah ini juga dipergunakan sebagai sanggah damar kurung, baik pada upacara pengabenan maupun pada upacara Atma Wedana (pengerorasan/pemukuran/nyekah). Sanggah ini juga dipergunakan sebagai sanggah penjor.

Friday, December 3, 2010

SANGGAH TUTUAN


Sanggah Tutuan terbuat dari bambu yang berbentuk segi empat sama sisi dan biasanya memakai atap kelabang atau ijuk, dan pada sumbu atas dibentuk simpul yang menyerupai kerucut seperti rambut pendeta. Sanggah ini bertangkai dua sebagai kakinya yang tertancap ke tanah, sedangkan bagian atasnya masing-masing beercabang dua menyangga keempat sudut sanggah.

Sanggah Tutuan sebagai simbul atau personifikasi seorang Wiku yang mempunyai makna :
Sanggah merupakan sumber, sedangkan tutuan berasal dari suku kata TU-TUA-AN, dengan asal katanya TUA dapat akhiran AN maka menjadi TUAN yang dapat dimaknai yang dituakan atau pengelingsir. Pengelingsir disini diinterpretasikan sebagai seorang Maha Rsi atau Sang Meraga Putus. Dengan demikian Sanggah Tutuan merupakan simbul stana dalam pemujaan Sang Maha Rsi.

Contoh Sanggah Tutuan dipergunakan dalam upacara mecaru Panca kelud, untuk Sanggah upakara caru itik belalang kalung yang bertempat ditengah-tengah. Untuk Sanggah pengalang dewasa dalam pemujaan Begawan Wrespati, ada juga sanggah yang dipergunakan di sawah untuk pemujaan Dewa Rare Angon.
Sanggah semacam ini juga dipakai pada saat menanam ari-ari bagi anak yang baru lahir dalam pemujaan kepada Sang Hyang Mahayoni sebagai dewa pelindung Sang Bayi.

Wednesday, November 3, 2010

SANGGAH AGUNG

sanggah Agung di masyarakat disebut dengan istilah " SANGGAH SURYA ". Sanggah ini terbuat dari bambu, berbentuk segi empat panjang mirip dengan Sanggah Tawang hanya ruangannya satu dan memakai atap lalang atau kelabang. Sanggah ini digunakan pada setiap upacara keagamaan yang merupakan stana pemujan kepada Sang Hyang Siwa Raditya.
Sanggah mengandung arti sumber, sedangkan Agung merupakan kewibawaan atau kharisma Sang Hyang Siwa Raditya atau Sang Hyang Surya.

Jadi Sanggah Agung merupakan stana pada pemujaan kepada Sang Hyang Surya yang menjadi saksi dari pelaksanaan upacara Umat Hindu.

Wednesday, October 27, 2010

SANGGAH TAWANG

Perangkat upacara ini dibuat dari bambu, berbentuk segi empat panjang, memiliki pinggiran yang disebut "ancak saji", tidak memakai atap, bertiang emapat buah sebagai kaki, biasanya terbuat dari pohon pinang.
Sanggah tawang memliki tiga macam ruangan (rong tiga) dan setelah berdiri pada sisi sebelah kanan depan dipasangkan yang disebut "biyu lalung" (pucuk pisang) dan disebelah kiri depan dipasangkan satu tangkai pohon "uduh peji", dan sebuah tempat berisi berem yang dinamakan "kelukuh". Sanggah twang ini diletakkan pada posisi arah timur laut ( arah gunung )dan tingginya 3 - 5 meter. Timur lalut merupakan letak alam para Dewa. Sanggah tawang mempunyai makna sebagai simbul pada pelaksanaan karya di Pura.

Untuk mengetahui maknanya kita kaji sebagai berukut :
Sanggah tawang berasal dari kata canggah yang dapat diartikan sebagai "sumber".
Sedangkan kata tawang berasal dari suku kata Ta dan wang. Ta dapat diartikan "ada" dan awang agar memiliki arti, diberi sifat majemuk menjadilah awang-awang yang berarti "sepi atau sunia". Sunia diinterpretasikan sebagai Sang Hyang Widhi.
Dengan demikin Sanggah tawang mempunyai makna sebagai simbul stananya Sang Hyang Widhi beserta manisfestasi-Nya, yang menjadi sumber permohonan umat Hindu dalam suatu upacara agama.

Didalam pustaka Bhuwana kosa 1.2.10 disebutkan :

SUNYASCA NIRBANADHIKA,
SIWANGGA TWE RNIKSYATE,
KUTAH TAD WAKYAMA TULAM,
SRUTWA DEWO WATISTA.


maksudnya :
Ada alam sunia yg dianggap alam moksah sangat sakti,
itulah disebut Sang Hyang Siwa.

NISKALANCANA NOROPEKSAM,
KEWALYAM PARAMAMCIWAM,
AGARBBHA JANMA MARANAM,
LALATE PARI SANYASET


maksudnya :
Yang paling atas ada yang bernama
Parama Kewalya, dengan sebutan
Parama Siwa bersama Bhatara Sadha Siwa
dan hal ini tidak dapat
dijangkau oleh manusia

Dari seloka diatas dapat lebih dimaknai tentang Sanggah Tawang memakai tiga ruangan, masing-masing ruangan sebagai simbul stananya Sanghyang Siwa, Sadha Siwa, dan Parama Siwa dengan sebutan " Sang Hyang Tri Purusa "

Pada Sanggah Tawang dilengkapi dengan perangkat lainnya seperi :

JANTUNG PISANG KAYU atau BIYU LALUNG
Biyu lalung sebagai simbul kekuatan Purusa (centana) dari Sang Hyang Widhi.

BUAH PINANG
Buah pinang sebagai simbul permohonan umat kepada Ida Sang Hyang Widhi, supaya apa yang dipersembahkan berpahala sesuai dengan persembahannya.

BUAH UDUH PEJI
Buah uduh peji merupakan simbul manefestasi Sang Hyang Widhi sebagai Bathara dan Bathari, Dewa dan Dewi yang ikut menyaksikan persembahan umat, dan memberi anugrah sesuai karmanya.

KELUKUH BERISI BEREM
Kelukuh terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk seperti kantong dan berisi berem. Kelukuh merupakan simbul kekuatan Prakerti (acetana) dari Sang Hyang Widhi. Berkekuatan prakerti beratti Beliau memberikan kekuatan pada setiap material yang dipersembahkan sebagai sarana memberikan anugrah kepada Umat Hindu.
Jadi persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi harus yang masih segar dan dailandasi rasa bakti yang tulus dan ikhlas.

Thursday, September 2, 2010

UPARENGGA


OM SWASTIASTU,
OM AWIGN AMASTU NAMA SIDIEM
Pemahaman masyarakat tentang uparangga atau sarana upacara umat Hindu masih bersifat individual. Kami berusaha menganggkat tentang sarana upacara Umat Hindu agar perangkat-perangkat tersebut dapat dipahami generasi muda sebagai generasi penerus sehingga kelestariannya dapat berlanjut dari generasi ke generasi.

Dapat kami berikan makna dan pengertian uparangga sebagai berikut :
Uparengga berasal dari suku kata upa-re-angga, mengandung pengertian bahwa upa = perantara, re = raditya (sinar suci), dan angga = wujud atau merupakan perwujudan Ida Sanghyang Widhi.
Jadi uparengga adalah semua bentuk perangkat upacara yang merupakan simbul perwujudan Sanghyang Widhi melalui kekuatan sinar suci-Nya.

Mudah-mudahan apa yang berusaha kami paparkan dan informasikan bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan agama.

Kami menyadari penulisan ini masih banyak kekurangan-kekurangan, semoga dengan pandangan-pandangan umat sedarma kami dapat menyempurnakannya lagi.

Om santih, santih, santih, Om

Penulis